Menu:



KAMAR GELAP

Descriptions:

KAMAR GELAP Selain proses pemotretan, proses yang tidak kalah pentingnya adalah proses yang terjadi di laboratorium fotografi, yang sering disebut juga sebagai kamar gelap. Peranan kamar gelap sangat besar dalam terciptanya suatu karya seni foto yang bernilai tinggi. Karena di tempat inilah kita dapat melakukan manipulasi gambar. Proses yang lebih banyak dilakukan secara manual di laboratorium fotografi (kamar gelap) adalah proses fotografi hitam putih, karena proses fotografi warna memerlukan perlengkapan yang lebih mahal, dan boros. Proses fotografi yang terjadi di kamar gelap, terbagi menjadi dua proses, yaitu proses pencucian film dan pencetakan foto (printing). Di sinilah, dapat dilakukan eksperimen yang akan melibatkan banyak kreatifitas secara manual. Besarnya peranan kamar gelap ini dapat tercermin dari pernyataan Prof. R. M. Soelarko dalam bukunya Teknik Fotografi Modern: “Hasil pemotretan yang biasa dapat dirubah menjadi karya seni, oleh seseorang yang mahir dalam prosedur kamar gelap. Malahan ia dapat membuat macam-macam versi dari tema yang sama, yang satu berbeda dengan yang lain.” Proses pencucian film dilakukan terlebih dulu sebelum mencetak foto. Sebuah film dikeluarkan dari kamera. Kemudian, gulungan film dikeluarkan dari kasetnya yang berbentuk rol dalam keadaan ruangan gelap total. Atau, dilakukan dengan bantuan change bag, sebuah kantong hitam rapat cahaya, yang bentuknya seperti baju anak kecil, dibuat dari kain hitam, dan dapat dibuka dengan tutupan zip (resleting). Film digulung pada REEL plastik yang ada dalam tangki pengembang. Kemudian tangki pengembang tersebut diisi dengan obat pengembang. Ukuran suhu obat pengembang perlu diperhatikan, begitu juga dengan lama pengembangan (gunakan timer/pengukur waktu). Setelah waktu pengembangan selesai, obat pengembang dibuang, dan stop bath atau air biasa dituang, dan digojak dengan baik, supaya bersih. Air dibuang dan diganti dengan fixer selama 10 menit, sebaiknya suhu yang digunakan sama dengan suhu obat pengembang di atas. Setelah itu, fixer dibuang dan diganti dengan air. Selanjutnya segera dapat dilihat hasilnya, berhasil atau gagal ! Pencetakan foto secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan enlarger dan pengembangannya dilakukan dengan larutan pengembang (developer), stop bath (air bilas biasa), fixer, dan air biasa untuk membilas kertas foto sampai bersih. Namun demikian, sebagian besar penggemar foto lebih suka menyerahkan pekerjaan proses film dan cetak pada laboratorium foto untuk menghemat biaya dan waktu, terutama untuk foto warna. Pada laboratorium foto warna profesional, kita dapat meminta pada seorang operator mesin cetak warna untuk mengatur warna sesuai keinginan kita. Misalnya ditambah warna kuningnya (yellow), atau biru (cyan). Jumlah laboratorium-laboratorium foto profesional semacam itu cukup jarang (yang dapat diminta untuk mengatur warna), bahkan di kota-kota besar di Indonesia, seperti di Jakarta Sumber : Beaumont Newhall, The History of Photography, The Museum of Modern Art, New York, 1982. Barbara London, Photography, An Introduction to Black-and-White Photographic Technique, HarperCollins, United States, 1991.